Dari setiap suku yang ada didunia ini termasuk yang ada di pulau Kalaimantan, pasti memiliki kepercayaan atau memliki cara khusus untuk melakukan persembahan kepada sang pencipta.
Sebelum nenek moyang jaman dahulu lahir, mungkin saja mereka belum mengenal Siapa Tuhan dan apa makna gereja atau Mesjid yang kita kenal saat ini. Dan hebatnya, walaupun mereka belum mengenal Tuhan, mereka sudah memeliki sebuah kepercayaan sendiri, khususnya dayak kanayatn, nama sang pencipta dalam bahasa dayak kanayatn adalah jubata. Siapa Jubata?, jika diartikan menurut pengetahuan kita dijaman sekarang ini, Jubata adalah Tuhan atau sang pencipta.
Walaupun pada saat itu nenek moyang kita belum mengenal Tuhan, mereka tetap memegang teguh sifat kemanusiaan, saling menjaga dan melestarikan apa yang mereka miliki. Dan kepercayaan Dayak kanayatn tidak terlepas dari adat istiadat yang kita kenal sampai sekarang atau bahkan dapat dikatakan sebagai adat menegaskan identitas religius mereka pada saat itu, mereka tidak mengenal gereja tetapi mereka tidak lupa untuk selalu mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas rejeki yang yang telah diberikan oleh Jubata. Untuk mengucapkan rasa syukur, dayak kanayatn memiliki tempat khusus yang digunakan sebagai tempat penyembahan kepada sang pencipta atau Jubata. Yang dimaksud tempat khusus diatas kalau diartikan dalam bahasa dayak, tempat penyembahan disebut dengan panyugu.