Seni rupa Dayak Kanayatn

Mari mencari tahu apa saja Seni rupa Dayak kanayatn. Kali ini saya akan mencoba membahas kesenian dalam bentuk seni rupa. Dalam artikel seni pertunjukan dayak kanayatn ini, terdapat beberapa kesenian yang menjadi ciri khas budaya dayak kanayatn. Salah satu contoh seni pertunjukan dayak kanayatn adalah seni rupa. Menurut saya, seni rupa adalah sebuah kerajinan tangan. Benar gak bro?? (#mikir hehe)
Nah... Adapun kesenian yang meliputi seni rupa dayak kanayatn adalah sebagai berikut:

Seni Pahat dan Seni Ukir
Seni patung dalam masyarakat Dayak Kanayatn biasa disebut pantak. Pantak merupakan simbol penting dalam pemujaan sebagai penggambaran arwah nenek moyang yang telah meninggal. Pantak dibuat untuk menangkal roh jahat yang mengancam warga (malapetaka). Biasanya dipasang di jalan masuk kampung maupun panyugu.
Seni topeng dan seni patung saat ini sukar sekali ditemukan, terutama ketika agama Kristen dan Islam mulai masuk dalam kehidupan orang Dayak.
Bentuk kesenian ini dilarang karena dianggap menyembah berhala atau bertentangan dengan konsep keimanan yang berlaku dalam agama tersebut.
Seni ukir merupakan salah satu bentuk penyimbolan yang paling menonjol dalam kebudayaan Dayak. Karakter kehidupan dan budaya masyarakatnya tergambar dalam kesenian tersebut, sehingga dengan melihat kesenian itu dapat diketahui kebudayaan suku yang bersangkutan.
Hal ini karena kesenian tradisional tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat diwilayahnya, dengan demikian ia mengandung sifat-sifat atau ciri-ciri yang khas dari masyarakatnya pula.
Seni ukir biasanya terdapat pada ornamen tiang utama rumah panjang atau tiang teras. Selain itu juga ada tiang sandung (tempat menyimpan tulang orang mati) yang didirikan di depan rumah penduduk sebagai lambang keperkasaan sesorang. Di bagian atap tiang sandung dihiasi ukiran burung enggang yang melambangkan keagungan dan kewibawaaan tuan rumah.
Ketika arus modernisasi masuk dalam kehidupan orang Dayak, seni ukir ini hampir tidak ditemukan lagi, seiring musnahnya rumah panjang dan pengaruh agama baru.
Seni ukir telah tergantikan dengan pekerjaan lain untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sehingga segala macam kesenian yang tidak dapat bertahan telah terpinggirkan atau digantikan dengan pekerjaan lain yang lebih menguntungkan dan dianggap dapat mengatasi masalah perekonomian hidup masyarakat Dayak Kanayatn secara umum.
Hal ini berkaitan dengan istilah “negara yang sedang berkembang”, dimana pengertian proses pengintegrasian unsur-unsur tradisional untuk suatu solidaritas nasional, mencakup juga pengembangan hasil integrasi unsur-unsur tadi untuk peningkatan kesejahteraan kehidupan bangsa yang menjunjung unsur-unsur kebudayaan itu.
Warisan lama yang berbentuk pengaturan kehidupan material yang dianggap tidak mungkin bisa mengatasi tuntutan persoalan mereka yang baru akan ditinjau kembali dan diusahakan pembaharuan”.
Oleh karena itu seni ukir yang dianggap tidak dapat mengatasi permasalahan ekonomi ditinggalkan dan diganti dengan pekerjaan lain yang dianggap mampu mengatasi masalah mereka. Selain itu tidak ada pengenalan dan pembelajaran kepada generasi berikutnya mengenai kesenian tersebut, sehingga kaum muda Dayak Kanayatn tidak banyak mengetahui tentang seni ukir yang pernah ada dalam kebudayaan mereka.
    Seni Anyam
    Kegiatan kreatif bagi masyarakat Dayak Kanayatn adalah seni anyam. Seni semacam ini sudah lama diwariskan secara turun-temurun. Bahannya kebanyakan dari rotan, sedangkan hasilnya berupa bakul-bakul kecil dan besar, keranjang, topi besar atau caping yang motifnya beragam.
    Disamping itu ada pula seni menganyam mute warna-warni yang dijadikan baju, ikat kepala, sampai kepada gantungan kunci dan tempat pena sebagai souvenir.

    Seni Menempa Besi

    Masyarakat Kanayatn banyak yang pandai menempa besi yang biasa disebut pantanatn.
    Beragam bentuk benda atau alat dari hasil pekerjaan menempa besi memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu untuk melambangkan keterikatan mereka dengan adat dan tradisi. Hasilnya berupa parang, seraut, beliung (sejenis kampak) dan lain sebagainya.


    Seni Tenun 
    Menenun dikerjakan sebagai pekerjaan sambilan kaum wanita Dayak Kanayatn.
    Pekerjaan ini menggunakan alat sederhana dan tradisional. Barang yang menghasilkan terbilang indah dan unik, seperti baju adat yang dihiasi oleh motif-motif tradisional Dayak Kanayatn.
    Masuknya modernisasi menyebabkan perkerjaan tenun telah ditinggalkan masyarakat.
    Hal ini karena perkembangan zaman menuntut masyarakat untuk bersaing disegala bidang kehidupan yang berorientasi pada peningkatan ekonomi. Mereka menganggap bahwa pekerjaan menenun banyak memboroskan waktu dan hasilnya tidak dapat dijadikan penunjang perekonomian, sehingga pekerjaan ini ditinggalkan dan tidak dikerjakan lagi.
    Akhirnya kesenian yang sebenarnya berpotensi besar bagi penunjang kehidupan ekonomi dan budaya telah tenggelam ditinggalkan pemiliknya sendiri.

    Share this

    Related Posts

    Previous
    Next Post »

    1 komentar:

    komentar
    November 20, 2015 at 10:08 AM delete

    wah seni tenun kyk nya keren tuh gan,kain tenun kan lumayan harga nya hehee

    Reply
    avatar

    Berikanlah komentar yang membangun