Makna Naik Dango (Gawai adat dayak)

Pada artikel kali ini saya akan membahas "Makna Naik Dango". Naik Dango atau yang sering dikenal dengan Gawai. ternyata memiliki makna. Apa saja makna yang terkandung di balik kalimat naik dango tersebut?
Jika pada artikel yang berjudul "Mengupas sejarah Naik Dango" kita telah membahas sejarah-sejarahnya.
Maka artikel yang berjudul "Makna Naik Dango" ini akan saya khususkan untuk membahas makna-makna apa saja nih yang terdapat dari Naik Dango, jika diantara teman-teman ada yang belum tahu makna-maknanya, jangan beranjak dulu, baca artikel ini sampe selesai, like, comments dan share artikel ini, agar teman-teman yang lain juga bisa tahu. ini penting, khususnya untuk generasi muda putra borneo.

Biar gak panjang lebar, kita langsung ke TKP saja ya... Berikut adalah makna Naik Dango.
Naik Dango merupakan salah satu peristiwa budaya Dayak Kanayatn yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun.
Upacara Adat Naik Dango intinya hanya berlangsung satu hari saja tetapi karena juga menampilkan berbagai bentuk budaya tradisional di antaranya berbagai upacara adat, permainan tradisional dan berbagai bentuk kerajinan tangan yang bernuansa tradisional, sehingga acara ini berlangsung selama tujuh hari.
Penyajian berbagai unsur tradisional, selama Upacara Adat Naik Dango ini, menjadikannya sebagai even yang eksotis ditengah-tengah kesibukan masyarakat Dayak.
Upacara Adat Naik Dango merupakan perkembangan lebih lanjut dari acara pergelaran kesenian Dayak yang diselenggarakan oleh Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (SEKBERKESDA) pada tahun 1986. Tiga perkembangan tersebut kuat dipengaruhi oleh semangat ucapan syukur kepada Jubata yang dilaksanakan Masyarakat Dayak Kanayatn di Menyuke setiap tahun setelah masa panen padi usai.
Dalam bentuknya yang tradisional, pelaksanaan Upacara Adat pasca panen ini dibatasi di wilayah kampung atau ketemanggungan.
Inti dari upacara ini adalah nyangahatn yaitu pelantunan doa atau mantra kepada Jubata, lalu mereka saling mengunjungi rumah tetangga dan kerabatnya dengan suguhan utamanya seperti:
  • Poe / salikat (lemang atau pulut dari beras ketan yang dimasak di dalam bambu),
  • Tumpi (cucur),
  • Bontonkng (nasi yang dibungkus dengan daun berukuran kecil / sejenis lontong), Bontokng adalah jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan hasil panen tahunan dan bahan makanan tambahan lainnya.

Adapun untuk Tahap Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

Tahap pelaksanaan upacara Naik Dango yaitu sebagai berikut :
  • Sebelum hari pelaksanaan: Sebelum hari pelaksanaan, terlebih dahulu dilakukan pelantunan mantra (nyangahatn) yang disebut Matik. Hal ini bertujuan untuk memberitahukan dan memohon restu pada Jubata.
  • Saat hari pelaksanaan: Pada hari pelaksanaan dilakukan 3 kali nyangahathn, (1) Di Sami (Bahasa Indonesia: Ruang Tamu), bertujuan untuk memanggil jiwa atau semangat padi yang belum datang agar datang kembali ke rumah adat. (2) di Baluh/Langko (Bahasa Indonesia: Tempat menyimpan padi atau lumbung padi), bertujuan untuk mengumpulkan semangat padi di tempatnya yaitu di lumbung padi. (3) di Pandarengan, tujuannya yaitu berdoa untuk memberkati beras agar dapat bertahan dan tidak cepat habis.

Selesai... Semoga bermanfaat...
Baru saja kita telah membaca artikel yang berjudul "Makna Naik Dango" semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Terima Kasih

"Adil Ka' Talino. Bacuramin Ka' Saruga. Basengat Ka' Jubata"

Jangan sungkan untuk memberikan kritik dan saran. Kritik dan Saran dari teman-teman adalah sebuah dukungan untuk admin

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Berikanlah komentar yang membangun